![]() | ||
Jastis Arimba (kiri) beserta kru saat produksi film sebelum masa pandemi Covid-19. Source: Instagram/jastisarimba |
Beberapa waktu terakhir, dampak pandemi Covid-19 mampu melumpuhkan berbagai sektor dan tak terkecuali dalam industri perfilman Indonesia. Bahkan fenomena ini mengharuskan berbagai Production House (PH) menunda produksi film dan menghentikan sementara waktu rencana penayangannya. Dampak seperti ini turut dialami oleh salah seorang Sutradara Indonesia Jastis Arimba, yang secara langsung ikut merasakan sendiri setelah bagaimana ia dan seluruh kru harus menunda rencana produksi yang sedang dijalani.
“Dalam industri ini saya pun ikut terdampak, karena
dibulan April kemarin ada satu film yang akan diproduksi, namun dengan adanya
pandemi mau tidak mau harus ditunda. Dan kita tahu penundaan ini dilakukan
untuk kebaikan bersama,” ungkapnya saat diwawancara melalui pesan chat pada Senin, (06/07/2020).
Tak hanya bagi pribadinya, sutradara yang telah
melahirkan film 212: The Power of Love serta Hayya: The Power of Love 2 ini
menyadari bahwa banyak pihak dalam lingkup sineas atau dunia perfilman yang
juga ikut terdampak. Sebagai contoh, ia menyebutkan sarana seperti bioskop yang
melakukan penutupan sementara waktu, hingga berbagai kru produksi yang dirumahkan.
Industri film memang sangat erat kaitannya dengan situasi
khalayak ramai, “Artinya produksi film melibatkan kru yang banyak, seperti
produksi televisi atau audio-visual juga pastinya membutuhkan kru yang tidak
sedikit,” tutur Jastis.
Selain itu, ia pun menjelaskan bahwa sarana atau
fasilitas penonton seperti bioskop juga sangat berkaitan dengan keberadaan
khalayak ramai. Sehingga baik dari sisi produksi hingga penayangan film pun
harus dihentikan sementara waktu.
Oleh situasi seperti ini, semua pihak dalam industri film
pun menyadari adanya imbauan untuk melakukan sosial dan phsycal distancing. Semua hal yang sifatnya mengundang perkumpulan
atau kerumunan memang tidak diperbolehkan, guna memutus angka penyebaran virus
Corona. Jastis mengungkapkan bahwa para sineas pun mengerti dengan adanya
fenomena seperti ini, “Semua pelaku industri film di Negeri ini mau tidak mau
harus memerhatikan pentingnya kesehatan dan keselamatan,” katanya.
Kekecewaan campur sedih pun sejatinya ikut dirasakan oleh
mereka para penonton setia film-film bioskop. Seperti yang dituturkan oleh
salah seorang remaja bernama Riski Dara (15), mengaku rencana perdana menonton
tayangan yang ditunggu-tunggunya harus ia tunda juga. “Rencana untuk menonton
film idaman kita harus tertunda, dan hal ini pertamanya membuat sedih
pastinya,” katanya.
Periode self
quarantine yang dirasa cukup panjang pun berhasil membuatnya rindu nonton
bareng di bioskop, “Dengan karantina mandiri yang panjang ini pun berhasil
membuat saya pribadi rindu nobar
(nonton bareng) dengan teman-teman,” ujar remaja yang akran disapa Dara
tersebut.
Geliat
Baru Sineas di Era New Normal
Setelah kondisi Negeri menunjukan adanya perkembangan dan
pemerintah memberlakukan sistem kenormalan baru (New Normal), maka industri film pun perlahan mulai kembali
bergerak. Sutradara yang juga dalam rencana peluncuran karya film terbaru
berjudul 100% Halal ini pun mengaku sudah mulai melakukan persiapan produksi
kembali.
“Alhamdulillah kini
industri film dan para PH mulai bergeliat kembali melanjutkan syuting atau
produksi film untuk kebutuhan cinema Indonesia. Dan sekarang sudah memasuki new normal, dan saat ini kita pun sedang
melakukan persiapan kembali untuk melakukan produksi film yang sempat tertunda
kemarin,” ucapnya.
Sebagai seorang sineas, Jastis pun tentu berantusias dan
tak hentinya mengucap rasa syukur. Hal ini dipandang sebagai suatu hal yang
baik, karena bagaimana pun pemerintah mengimbau agar roda ekonomi terus
bergerak. Dan yang paling penting yaitu tetap mematuhi protokol kesehatan yang
terlah ditetapkan oleh pemerintah dan kementrian kesehatan.
Sejalan dengan keadaan saat ini, salah seorang remaja
putri bernama Hani Novianty (17) berharap keadaan ini bisa sepenuhnya normal,
sehingga berbagai bioskop kembali beroperasi dan berbagai film menarik dapat
segera ditayangkan. “Jika keadaan sudah bisa kembali normal, saya pribadi tentu
sangat antusias menunggu penayangan berbagai film yang sempat tertunda
tersebut,” katanya saat diwawancara pada Selasa, (07/07/2020).
Ia pun berharap dari penundaan yang sempat berlaku
kemarin, mampu membawa hikmah tersendiri bagi dunia perfilman Indonesia agar
semakin maksimal dalam membuat karyanya. Sehingga rasa rindu dapat terobati
dengan suguhan yang luar biasa nantinya.
Di samping itu Jastis Arimba mengungkapkan harapannya agar
situasi saat ini semakin membaik, pun berharap agar karya film Indonesia
selanjutnya lebih baik lagi. “Mudah-mudahan kedepannya situasinya bisa semakin
membaik, dan produksi film bisa sepenuhnya berjalan tanpa hambatan maupun rasa
kekhawatiran. Mudah-mudahan juga film-film Indonesia lebih baik lagi, baik
secara kualitas dan juga sarat akan pesan dan nilai niai moralnya” pungkasnya.
Ratih Pratiwi (NIM 1174050129)
Jurnalistik 6C
Ratih Pratiwi (NIM 1174050129)
Jurnalistik 6C
Komentar
Posting Komentar